Rabu (3/5), Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Negeri Malang menggelar kuliah tamu yang kedua kalinya bersama Dr. Hapsah Md Yusof dari Faculty of Human Development, Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia. Kegiatan ini mendukung tercapainya SDGS 4 yaitu pendidikan berkualitas. Perwujudan pendidikan berkualitas ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi calon konselor yang berkualitas. Topik yang menjadi pembahasan pada kuliah tamu kali ini berjudul “Implementation of Multicultural-Based Group Guidance in Malaysia”. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui zoom meeting.
Kuliah tamu ini dihadiri langsung oleh Dr. Diniy Hidayatur Rahman, M.Pd selaku Ketua Departemen BK Universitas Negeri Malang, para dosen BK Universitas Negeri Malang, serta mahasiswa BK Universitas Negeri Malang jenjang S1 angkatan 2023 juga turut hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.
Dr. Diniy Hidayatur Rahman, M.Pd memberikan sambutan yang luar biasa tentang topik pembahasan pada kuliah tamu chapter 2 ini. Dr. Diniy menyampaikan bahwa “Dengan mengetahui implementasi bimbingan kelompok multikultural yang ada di Malaysia, akan semakin menambah keberagaman perspektif keilmuan mahasiswa”.
Kemudian dilanjutkan dengan review tugas essay pada kuliah tamu chapter 1 dengan topik “Multikultural-Based Group Guidance Strategies in the Distruption Era”, yang mana mahasiswa sudah mampu menyusun essay yang sesuai dengan tema bahasan dan menonjolkan sisi multikultural yang disoroti.
Dr. Hapsah memaparkan materi terkait sistem dan jenjang pendidikan, kelompok sekolah berdasarkan suku, tujuan pendidikan, hingga bentuk layanna bimbingan dan konseling yang diterapkan di Malaysia. Dr. Hapsah juga menjelaskan bahwa pelaksanaan layanan BK akan disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari tiap-tiap daerah. Dari materi yang disampaikan terdapat banyak kesamaan terkait pendidikan di Malaysia dan Indonesia.
Materi yang disampaikan oleh Dr. Hapsah sangat luar biasa sehingga mahasiswa yang mengikuti kuliah tamu sangat antusias untuk berdiskusi, salah satunya adalah pertanyaan dari Nadia Shinta Wijaya tentang cara mengatasi school refusal anak-anak yang menjadi influencer media sosial, Dr. Hapsah merespon dengan memberikan beberapa tips penanganan dengan cara-cara yang kreatif dan menarik minat anak untuk bersekolah.
Melalui kegiatan kuliah tamu ini, mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih luas terkait bimbingan kelompok multikultural baik yang ada di Indonesia maupun di Malaysia.